Tips Cara memberikan memotivasi ke anak supaya giat belajar
Setiap anak dikaruniai dengan ketekunan dan kemampuan belajar yang baik, sementara sisanya terbiasa hidup dengan anggapan bahwa belajar adalah kegiatan yang menyebalkan dan tidak berguna. Jika anak Anda merupakan tipe yang kedua, jangan terburu-buru frustrasi atau menyerah; alih-alih, berusahalah membantu anak Anda untuk membangun kebiasaan belajar yang lebih baik. Si anak malah malas belajar. Ingat, mengajarkan anak Anda untuk berdisiplin dalam belajar memang penting. namun, menanamkan pemahaman bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan adalah hal terpenting yang wajib Anda lakukan jika ingin memotivasinya untuk belajar dengan lebih baik.
Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah dengan pendekatan, lakukan pendekatan secara perlahan lalu berikan motivasi kepada anak supaya giat belajar, jangan pernah membentak apalagi bersikap kasar. Karena anak akan susah di atur. Berikut beberapa tips supaya anak giat belajar:
Membangun Kedisiplinan
Buat anak Anda memahami pentingnya belajar. Berikan contoh yang bisa memperkaya pemahamannya; misalnya, ajak dia menemui seseorang yang sangat rajin belajar, dan mintalah dia menanyakan alasan ketekunan orang tersebut. Ceritakan pula pengalaman Anda semasa sekolah dan jelaskan betapa menantang sekaligus menyenangkannya proses belajar Anda saat itu.
Mulailah sejak dini. Setelah anak Anda duduk di bangku sekolah, segeralah mengajarkan cara membagi waktu kepadanya. Ajarkan kepadanya bahwa sekolah adalah prioritas yang lebih penting daripada bermain gim atau menonton televisi; tanamkan pula kebiasaan menyelesaikan tugas sekolah sebelum mengerjakan hal-hal lain.
Berikan pemahaman mengenai konsekuensi. Beberapa sekolah tidak mengizinkan siswanya untuk memperbaiki nilai jika sudah gagal; namun, ada juga sekolah yang menyediakan program Semester Panjang sewaktu liburan untuk siswa yang nilai-nilainya dianggap belum mencukupi. Tentu saja anak Anda tidak ingin bersekolah di waktu liburan, bukan? Namun, sesekali biarkan anak Anda merasakannya; setidaknya, dia akan memahami konsekuensi negatif dari malas belajar. Alhasil, dia pun akan belajar lebih keras pada semester berikutnya agar bisa menikmati waktu liburannya tanpa beban. Mengikuti kelas remedial mungkin akan membantu Anda untuk mengejar ketertinggalannya di sepanjang semester dan memastikan situasi tersebut tidak terulang lagi di semester-semester berikutnya.
Sebisa mungkin, jangan memaksa anak Anda belajar. Seiring berjalannya waktu, paksaan tersebut justru akan membuat anak Anda melakukan segala cara untuk menghindari kegiatan belajar. Jika Anda memaksanya duduk di meja makan selama tiga jam dan mengunci pintu agar dia bisa berfokus untuk belajar, kemungkinan besar nantinya dia akan selalu menolak permintaan Anda. Jika Anda terus-menerus menekankan pentingnya belajar dan memarahinya jika dia malas belajar, kemungkinan besar dia akan membenci kegiatan belajar dan bahkan membenci Anda yang dipandangnya sebagai figur otoritas di rumah. Sebaliknya, jika Anda memintanya belajar dengan nada bicara yang santai dan membantunya memahami pentingnya belajar, kemungkinan besar hasilnya akan jauh lebih baik.
"Sepertinya kamu harus belajar deh, sekarang " terdengar jauh lebih positif daripada "Belajar sekarang!" Lagi pula, dengan mengucapkan kalimat pertama, kemungkinan besar dia akan berpikir, “Oh iya, sepertinya aku memang harus belajar sekarang."
Tanamkan kepositifan dalam diri anak Anda dan biarkan dia menggali sendiri mengenai pentingnya belajar. Menekannya terus-menerus untuk belajar hanya akan membuatnya memberontak, membenci belajar, atau bahkan membenci Anda!
Berikan contoh yang positif. Biarkan anak Anda melihat kerja keras Anda saat melakukan sesuatu. Saat dia belajar atau mengerjakan tugas sekolah, duduklah bersamanya dan kerjakan pula tugas kantor Anda. Luangkan waktu satu jam setiap malamnya untuk belajar dan bekerja bersama anak Anda!
Minta anak Anda beristirahat. Seimbangkan kegiatan belajar dan bermain anak Anda. Dengan kata lain, pastikan anak Anda selalu menyempatkan diri untuk beristirahat agar dia tidak mengalami stres yang ampuh mengacaukan kesehatan, kehidupan sosial, dan performa akademisnya. Setelah 20 menit, manusia rentan kehilangan fokusnya; oleh karena itu, mintalah dia beristirahat setelah 20 menit belajar agar otaknya pun terbantu untuk mengingat materi dengan lebih baik.
Jangan memaksa anak Anda duduk di depan komputer sepanjang hari. Pastikan matanya diistirahatkan; pastikan pula dia memiliki cukup banyak waktu untuk bermain di luar rumah.
Jika anak Anda dipaksa untuk belajar lebih lama dari batas fokusnya, kemungkinan besar otaknya tidak akan mampu menyerap materi secara maksimal; lebih buruknya, dia bahkan berpotensi mengasosasikan belajar dengan makna yang negatif.
Perhatikan kelompok pertemanan anak Anda. Jika teman-teman Anda juga malas belajar dan bersekolah, kemungkinan besar perilaku tersebutlah yang memengaruhi perilaku anak Anda. Pertimbangkan apakah Anda berhak atau bertanggung jawab untuk melibatkan diri dalam kehidupan sosial anak Anda; jika masalahnya terus berlanjut, cobalah berbicara kepada anak Anda atau orang tua teman-temannya, atau membatasi waktu bermain anak Anda dengan orang-orang tersebut. Jika situasinya tidak juga membaik, pertimbangkan untuk melakukan cara yang lebih “brutal” seperti memindahkan anak Anda ke sekolah lain.
Meningkatkan Gairah Belajar Anak
Terapkan sistem penghargaan. Manusia terbiasa hidup dengan anggapan bahwa kerja keras mereka akan terbayar suatu hari nanti. Cobalah mengaplikasikannya kepada cara belajar anak Anda. Misalnya, dia boleh membebaskan diri dari satu pekerjaan rumah, menerima uang jajan tambahan, atau menonton televisi lebih lama jika mau belajar; tawarkan penghargaan apa pun yang dapat memotivasi anak Anda untuk belajar. Pastikan Anda menjelaskan sistemnya dengan jelas dan berpegang teguh pada sistem tersebut. Ada dua cara yang bisa Anda gunakan untuk "menyuap" anak Anda, yaitu:
Jelaskan kepada anak Anda bahwa dia akan mendapatkan hadiah jika mau belajar. Misalnya, dia boleh makan sebatang cokelat atau bermain di luar selama 30 menit jika mau belajar. Namun ingat, ada pula anak-anak yang tidak tergiur dengan tawaran semacam itu.
Jelaskan kepada anak Anda bahwa dia tidak akan mendapatkan apa-apa jika malas belajar. Misalnya, dia tidak boleh pergi bersama teman-temannya jika tidak mau belajar selama satu jam.
Buat anak Anda memiliki tujuan. Sering kali, kegiatan belajar dianggap tidak berguna karena terkesan tidak memiliki tujuan. Oleh karena itu, pastikan anak Anda memahami tujuan dan manfaat belajar untuk kehidupannya. Jelaskan bahwa belajar dapat membantunya meningkatkan nilai pelajaran, yang pada akhirnya, akan meningkatkan jumlah universitas yang bisa dia masuki. Semakin banyak universitas yang membuka pintunya untuk anak Anda, semakin besar pula kemungkinannya untuk meraih cita-cita di masa depan!
Tingkatkan keterlibatan anak Anda dengan menghubungkan topik yang kurang "menarik" dengan subjek yang menarik minatnya. Umumnya, anak-anak akan tertarik secara alamiah ke subjek tertentu; tingginya minat mereka akan membuat subjek tersebut terasa mudah. Seiring berjalannya waktu, mereka akan semakin mencintai subjek tersebut dan membenci subjek yang dianggap lebih sulit. Kebencian atau ketidaksukaan tersebut dapat mendorong mereka untuk sepenuhnya mengabaikan subjek tersebut dan mencari-cari alasan untuk tidak mempelajarinya. Sebelum anak Anda merasa tidak perlu mempelajari matematika karena “aljabar tidak berguna dalam kehidupan sehari-hari”, bantu mereka untuk memahami bahwa sekolah pasti akan terasa lebih menyenangkan jika mereka hanya mempelajari hal-hal yang menarik minat mereka. Namun, di sisi lain, memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai banyak hal juga akan membantu hidup mereka di kemudian hari.
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan menghubungkan subjek yang tidak dia pahami dengan subjek yang dia kuasai. Gunakan berbagai contoh dan perbandingan yang relevan; misalnya, jika anak Anda menyukai sejarah tetapi membenci matematika, cobalah mengajak mereka mempelajari sejarah angka atau biografi seorang matematikawan. Anda juga bisa menanamkan pemahaman bahwa metode matematika seperti penanggalan radiokarbon dapat membantunya lini masa bersejarah dengan lebih baik.
Mintalah bantuan guru, teman, atau guru les anak Anda. Tingkatkan keterlibatan anak Anda dengan menyodorkan sumber daring seperti gim atau video Youtube yang mendidik kepadanya.
Pertimbangkan untuk mengikutsertakan anak Anda di program pembelajaran khusus yang menarik minatnya. Jika anak Anda selalu malas mengerjakan tugas Bahasa Inggris, tetapi rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan eksperimen sains, cobalah mengikutsertakannya di klub sains atau program pelatihan ilmiah. Jika anak Anda selalu malas belajar menjelang ujian, tetapi tidak pernah bosan bermain musik, kembangkan kemampuan musikalnya dengan memintanya mengikuti klub orkestra atau les musik. Tegaskan bahwa dia boleh mempelajari apa pun yang menarik minatnya jika bersedia melibatkan diri sekian persen di kelas yang membosankan untuknya. Disiplinkan anak Anda dengan meningkatkan minat dan semangatnya untuk belajar.
Ajarkan anak Anda untuk menambah pengetahuan, bukan sekadar belajar. Dorong dia untuk mempelajari hal-hal baru setiap harinya, sesederhana apa pun itu. Ingat, memahami ribuan teori tidak akan ada artinya jika anak Anda tidak memahami makna belajar dan mencintai kegiatan belajar. Tunjukkan kepada anak Anda bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan; setelahnya, jangan heran jika Anda tidak perlu lagi membuatnya belajar.
Ajak anak Anda mengunjungi ruang publik untuk menstimulasi pikirannya. Misalnya, ajak dia ke museum benda-benda bersejarah, museum karya-karya seni, atau bahkan ke akuarium. Ajak pula dia mengunjungi perpustakaan, kebun binatang, atau ke pertunjukan drama. Ajak dia mengunjungi tempat-tempat yang pasti akan meninggalkan kesan positif di benaknya.
Cari cara yang interaktif untuk membantu anak Anda belajar di rumah. Misalnya, ajak dia menonton film dokumenter, bermain gim yang mendidik, atau mengajaknya membaca buku. Ajukan berbagai pertanyaan untuknya, dan ajarkan dia untuk berpikir kritis terhadap segala hal yang terjadi di sekitarnya.
Cari cara belajar yang "menyenangkan". Gunakan kartu bergambar, panduan belajar personal, atau sticky note yang ditempelkan di dinding kamar anak Anda agar kegiatan belajar terasa lebih menarik untuknya. Anda bahkan bisa memintanya untuk belajar bersama teman-temannya melalui surel. Jangan takut berpikir kreatif atau tidak biasa! Mungkin, yang membuat anak Anda malas belajar bukanlah materinya, tetapi caranya mempelajari materi tersebut. Untuk itu, cobalah menerapkan beberapa metode belajar yang berbeda dan mencari sistem belajar yang paling cocok untuk anak Anda.
Jika anak Anda ingin belajar dengan metode tertentu agar kegiatan belajar terasa lebih menyenangkan, biarkan dia melakukannya. Jika dia tidak keberatan, atau jika dia sama sekali tidak ingin belajar, tidak ada salahnya merekomendasikan ide belajar yang kreatif dan menarik kepadanya.
Memandu Sesi Belajar
Libatkan diri Anda. Tunjukkan ketertarikan Anda terhadap hal-hal yang sedang dipelajari anak Anda; perhatikan pula materi yang dianggap mudah atau sulit olehnya. Akrabkan diri Anda dengan materi yang sedang dipelajari anak Anda; toh Anda tidak akan bisa mengajarkan aljabar kepada anak Anda jika tidak familier dengan konsep dasarnya, bukan? Berinisiatiflah untuk memahami materi pelajaran anak Anda agar Anda bisa membantunya dengan lebih baik.
Jika materi yang menyulitkan bagi anak Anda ternyata juga menyulitkan bagi Anda, cobalah berkonsultasi dengan gurunya. Jangan memintanya bertanya sendiri kepada gurunya; kemungkinan besar, dia akan lupa atau terlalu malu untuk melakukannya. Alih-alih, cobalah mengajaknya untuk bertemu dengan guru kelasnya, dan temukan metode belajar yang paling baik untuk anak Anda dengan bantuan guru yang bersangkutan.
Luangkan waktu untuk menemaninya mengerjakan pekerjaan rumah. Dengan kata lain, jangan hanya menyuruhnya melakukan sesuatu, tetapi bersedialah memandunya melakukan hal tersebut. Namun ingat, beberapa anak tidak suka belajar sambil ditemani atau diawasi orang lain. Untuk itu, bersikaplah fleksibel dan bersedialah menyesuaikan diri dengan preferensi anak Anda.
Kurangi gangguan. Matikan televisi dan jauhkan gim apa pun dari jangkauannya. Jika anak Anda belajar dengan bantuan komputer, jangan lepaskan pengawasan Anda untuk memastikan dia tidak bermain gim. Jika ingin, Anda bahkan bisa memblokir akses beberapa situs atau mematikan jaringan internet di waktu belajarnya.
Pahami metode belajar yang terbaik untuk anak Anda. Pahami apa yang membuatnya lebih fokus dan produktif, lalu cobalah membangun lingkungan belajar yang lebih ideal untuknya. Perlakukan anak Anda selayaknya individu dengan kebutuhan dan kekuatan yang unik. Jika dia lebih mudah mengingat materi dengan membacanya, cobalah memintanya membaca materi keras-keras dan mengulanginya kembali dengan kata-katanya sendiri. Beberapa anak lebih mudah mengingat materi dengan menulisnya, cobalah memintanya menulis rumus matematika sembari mengingatnya baik-baik. Jika dia justru lebih mudah mengingat materi dengan mendengarnya, bantu dia belajar dengan membacakan materi keras-keras.
Pahami lingkungan belajar yang paling kondusif untuk anak Anda. Apakah dia dapat lebih mudah menyerap materi jika didampingi makanan? Atau justru sebaliknya? Apakah dia lebih suka belajar di lingkungan yang tenang atau justru harus sambil mendengarkan musik? Apakah dia lebih suka belajar sambil duduk di depan meja belajar, di sofa, atau justru di atas bola yoga?
Jangan menganggap anak Anda malas belajar hanya karena mereka tidak duduk terlalu lama di depan meja belajar. Ingat, kecepatan membaca, menulis, dan memahami materi setiap orang berbeda; dengan kata lain, kecepatan belajar setiap anak pun berbeda.
Pertimbangkan untuk mempekerjakan guru les. Guru anak Anda mungkin akan merekomendasikan guru privat yang cocok untuk Anda; jika bujet Anda sesuai, jangan ragu mengambil kesempatan tersebut. Mengikuti les di luar jam sekolah mungkin adalah cara ampuh untuk meningkatkan pemahaman anak Anda; bahkan, Anda pun bisa belajar sesuatu sebagai orang tuanya. Jika kondisi finansial Anda tidak memungkinkan, cobalah meminta anak Anda untuk mengikuti pelajaran tambahan di sekolah. Sebagian besar sekolah bahkan menyediakan program peer-mentoring yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan sesama siswa. Di era modern seperti sekarang ini, Anda bahkan bisa selalu mengandalkan internet untuk mencari video kursus yang bisa diakses secara gratis.
Jika anak Anda masih kecil, cobalah untuk selalu menemaninya belajar. Biarkan dia mengerjakan segalanya secara mandiri, tetapi bersedialah membantunya jika dia merasa kesulitan. Pastikan Anda selalu bersikap sabar, positif, dan toleran. Seiring bertambahnya usia anak Anda, dia akan semakin dewasa, disiplin, dan mandiri; ketika saat itu tiba, Anda boleh mundur beberapa langkah dan membiarkan mereka membentuk kebiasaan belajarnya sendiri.
Baca pekerjaan rumah dan tugas-tugas sekolah anak Anda. Jika memungkinkan, baca semua esai, tugas tertulis, dan pekerjaan rumah Anda. Cobalah mengecek jawabannya dan membantunya memperbaiki jawaban yang masih salah. Ingat, cara Anda memandu seharusnya mampu memberikan dukungan yang positif baginya, bukan menambah bebannya dan membuatnya merasa stres. Jangan melakukan tindakan apa pun yang berpotensi membuat anak Anda merasa bodoh atau tidak berharga.