7 Misteri gunung Ciremai salah satu gunung terangker di Indonesia
August 15, 2020
Misteri Gunung Ciremai merupakan dataran tertinggi di Jawa bagian barat yang termasuk favorit tujuan pendakian. Kunjungan pendaki kerap melonjak saat musim liburan serta dua momen penting yakni agustusan dan tahun baru. Tatkala pendakian, tubuh dipaksa bekerja keras berjalan dan menahan beban logistik hingga batas maksimal kemampuannya. Lelah, letih dan lemas pasti menghinggapi pendaki. Saat inilah pikiran kosong yang terkadang mendatangkan halusinasi.
Tak ayal banyak sekali kisah mistis yang menyelimuti gunung Ciremai. Baik cerita mistis yang dialami oleh para pendaki mau pun cerita yang kita dengar dari warga setempat. Yang pernah nanjak ke Gunung Tertinggi di Jawa Barat ini, sini absen dulu Punya kisah apakah di Gn indah ini? Postingan ini bukan untuk di imani, kita hidup berdampingan dengan hal hal gaib dan itu adalah mutlak, dan ini hanya informasi saja seputaran hal gaib.
Dan Berikut 7 Misteri Gunung Ciremai yang dirangkum dari berbagai sumber :
1. Batu Lingga, Tempat Bersemedinya Sunan Gunung Jati. Konon, jaman dahulu, bangsa Portugis yang menduduki Indonesia kala itu sangat berambisi untuk menghabisi para ulama yang ada di Indonesia. Hal ini mengakibatkan para ulama, termasuk Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah, sepakat melakukan perjalanan menuju gunung Ciremai untuk bermusyawarah, atau berunding. Sebagian besar ahli sejarah bersepakat bahwa jalur yang dipakai oleh para ulama, yakni Walisongo, kala itu adalah jalur Linggar Jati dan dipandu oleh kakeknya Sunan Gunung Jati yang kita kenal dengan julukan Satria Kawirangan.
Namun, mungkin karena jalur Linggar Jati begitu terjal dan usia sang Kakek sudah tidak muda lagi. Di tengah perjalanan, Satria Kawirangan memutuskan untuk berhenti mendaki, beristirahat di atas batu besar sambil duduk bersila dan mempersilakan rombongan Walisongo untuk meneruskan perjalanan mereka menuju puncak Gunung Ciremai. Bahkan, saat rombongan Walisongo selesai bermusyawarah dan mengajak Satria Kawirangan turun, la tidak mau turun karena dia merasa malu kepada dirinya sendiri.
Satria Kawirangan memutuskan untuk tetap duduk bersila di atas batu besar tersebut. Dia tetap bersemedi sambil bermunajat kepada Allah SWT. Menurut Mbah Saman, seorang pemilik warung makan dan penginapan di jalur Linggar Jati, Satria Kawirangan menghabiskan sisa hidupnya dengan bertapa di atas batu tersebut, sangat lama, sehingga meninggalkan bekas di atas batu tersebut berupa cekungan yang berbentuk seperti jantung manusia.
Pada tahun 1521, Sunan Gunung Jati mendengar kabar atas meninggalnya sang kakek, Untuk menghormati kakeknya yang pernah bersusah payah memandu Walisongo saat mendaki Gunung Ciremai, Sunan Gunung Jati pun memutuskan untuk bersemedi di atas batu besar tempat kakeknya dulu bersemedi sampai tahun 1530. Hingga kini, batu yang dipakai bersemedi oleh Sunan Gunung Jati kita kenal dengan sebutan Batu Lingga. Kini, menurut banyak kabar beredar, banyak pendaki yang memberikan kesaksian bahwa mereka pernah ditemui seorang kakek berjubah putih di sekitar area Batu Lingga.
2. Penampakan Nyi Linggi Yang Ditemani 2 Macan Tutul. Ketika kita membicarakan tentang misteri Gunung Ciremai, kita tidak bisa terlepas dari sosok Nyi Linggi yang ditemani 2 macan tutulnya. Pertanyaannya, siapa kah itu Nyi Linggi?, Menurut masyarakat sekitar, termasuk Maman, salah satu juru kunci Gunung Ciremai, cerita Nyi Linggi memiliki kaitan dengan Sunan Gunung Jati. Pasalnya, setelah Sunan Gunung Jati selesai dari semedinya dan turun dari Gunung Ciremai, Nyi Linggi datang ke Batu Lingga untuk meneruskan pertapaannya Sunan Gunung Jati. Dengan ditemani 2 binatang kesayangannya, yakni 2 ekor macan tutul, Nyi Linggi bermaksud mendapatkan ilmu kedigdayaan dengan cara melakukan sebuah ritual di Batu Lingga, batu besar tempat bersemedinya Sunan Gunung Jati.
Namun, Nyi Linggi gagal mendapatkan ilmu kedigdayaan, ia meninggal sebelum menyelesaikan ritualnya, berselang waktu kemudian, masyarakat sekitar menemukan mayat Nyi Linggi di atas Batu Lingga. Tentang 2 ekor macan tutulnya?, hingga kini masih menjadi misteri, 2 macan tutul itu menghilang entah ke mana, hilang tanpa jejak. Kini, sosok Nyi Linggi masih eksis dalam pembicaraan masyarakat setempat. Banyak pula, para pendaki menuturkan.
bahwa mereka pernah mendapati sosok nenek yang ditemani 2 macan tutul di sekitar area Batu Lingga. 3. Suara Gamelan Jawa Yang Santer Terdengar Oleh Beberapa Pendaki Gunung Ciremai. Bayangkan saat mendaki di tengah hutan yang sepi tiba-tiba kamu mendengar suara gamelan. Hal itu lah yang terkadang dialami oleh para pendaki Ciremai. Konon bunyi-bunyi gamelan kerap membuat pendaki tak fokus sampai hilang arah dan terjatuh ke jurang.
4. Sosok Jalak Hitam Dan Tawon Hitam Yang Muncul Di Pos Pengalap Atau Pos VI. Ada 2 binatang yang menjadi misteri sampai saat ini, binatang tersebut adalah Jalak Hitam dan Tawon Hitam. Jalak hitam yang selalu datang bagaikan hewan penjemput di pos VI atau pengalap, dia akan mengikuti pedaki dari pos pengalap sampai Seruni, dan Tawon Hitam yang selalu mengganggu. Warga sekitar menuturkan, apabila kamu ingin selamat saat mendaki Gunung Ciremai, hendaknya kamu tidak mengusik keberadaan ke-2 binatang misterius ini.
5. Misteri Tanjakan Bapa Tere, Tanjakan yang Paling Menyiksa. Ada 2 alasan yang berbeda, pertama, tanjakan ini bernama Bapa Tere karena tracknya yang garang dan menyiksa, sebagaimana perlakuan seorang ayah tiri kepada anak tirinya. Alasan yang lain adalah, Dahulu, ada seorang ayah tiri yang mengajak anaknya mendaki Gunung Ciremai, saat keduanya turun, nasib naas untuk sang anak, ayah tiri itu membunuh sang anak tepat di atas tanjakan garang ini.
6. Adat Menginjak Bumi, Menghindari Dedemit. Maman, salah satu juru kunci Gunung Ciremai memberikan wejangan, Apabila kamu memasuki wilayah Gunung Ciremai, hendaknya hentikan dulu langkahmu, injaklah bumi sebanyak 3 kali dan ucapkanlah salam, Assalamu'alaikum. Hal ini dilakukan agar kamu terhindar dari keusilan dedemit yang menguasai setiap pos di Gunung Ciremai. Karena dulu banyak sekali manusia-manusia dan kuda mereka yang meninggal karena sudah tidak tahan dengan tugas yang diberikan oleh penjajah Belanda.
7. Pantangan Saat Melakukan Pendakian Di Gunung Ciremai. ada 4 pantangan yang harus kamu jauhi. Menurut mereka, pantangan itu untuk menjaga keselamatanmu selama mendaki atap Jawa Barat ini.
Di antaranya adalah :
> Tidak boleh mengeluh
> Memegang lutut
> Kencing dan buang air besar sembarangan
> Selalu mengucapkan salam saat berjumpa dengan setiap pos pendakian Demikian adalah 7 Misteri Gunung Ciremai Yang Menyebabkannya Menjadi Salah Satu Gunung Paling Angker Di Indonesia. Percaya atau tidak, misteri tetaplah misteri, dia ada namun tiada.
Tak ayal banyak sekali kisah mistis yang menyelimuti gunung Ciremai. Baik cerita mistis yang dialami oleh para pendaki mau pun cerita yang kita dengar dari warga setempat. Yang pernah nanjak ke Gunung Tertinggi di Jawa Barat ini, sini absen dulu Punya kisah apakah di Gn indah ini? Postingan ini bukan untuk di imani, kita hidup berdampingan dengan hal hal gaib dan itu adalah mutlak, dan ini hanya informasi saja seputaran hal gaib.
Dan Berikut 7 Misteri Gunung Ciremai yang dirangkum dari berbagai sumber :
1. Batu Lingga, Tempat Bersemedinya Sunan Gunung Jati. Konon, jaman dahulu, bangsa Portugis yang menduduki Indonesia kala itu sangat berambisi untuk menghabisi para ulama yang ada di Indonesia. Hal ini mengakibatkan para ulama, termasuk Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah, sepakat melakukan perjalanan menuju gunung Ciremai untuk bermusyawarah, atau berunding. Sebagian besar ahli sejarah bersepakat bahwa jalur yang dipakai oleh para ulama, yakni Walisongo, kala itu adalah jalur Linggar Jati dan dipandu oleh kakeknya Sunan Gunung Jati yang kita kenal dengan julukan Satria Kawirangan.
Namun, mungkin karena jalur Linggar Jati begitu terjal dan usia sang Kakek sudah tidak muda lagi. Di tengah perjalanan, Satria Kawirangan memutuskan untuk berhenti mendaki, beristirahat di atas batu besar sambil duduk bersila dan mempersilakan rombongan Walisongo untuk meneruskan perjalanan mereka menuju puncak Gunung Ciremai. Bahkan, saat rombongan Walisongo selesai bermusyawarah dan mengajak Satria Kawirangan turun, la tidak mau turun karena dia merasa malu kepada dirinya sendiri.
Satria Kawirangan memutuskan untuk tetap duduk bersila di atas batu besar tersebut. Dia tetap bersemedi sambil bermunajat kepada Allah SWT. Menurut Mbah Saman, seorang pemilik warung makan dan penginapan di jalur Linggar Jati, Satria Kawirangan menghabiskan sisa hidupnya dengan bertapa di atas batu tersebut, sangat lama, sehingga meninggalkan bekas di atas batu tersebut berupa cekungan yang berbentuk seperti jantung manusia.
Pada tahun 1521, Sunan Gunung Jati mendengar kabar atas meninggalnya sang kakek, Untuk menghormati kakeknya yang pernah bersusah payah memandu Walisongo saat mendaki Gunung Ciremai, Sunan Gunung Jati pun memutuskan untuk bersemedi di atas batu besar tempat kakeknya dulu bersemedi sampai tahun 1530. Hingga kini, batu yang dipakai bersemedi oleh Sunan Gunung Jati kita kenal dengan sebutan Batu Lingga. Kini, menurut banyak kabar beredar, banyak pendaki yang memberikan kesaksian bahwa mereka pernah ditemui seorang kakek berjubah putih di sekitar area Batu Lingga.
2. Penampakan Nyi Linggi Yang Ditemani 2 Macan Tutul. Ketika kita membicarakan tentang misteri Gunung Ciremai, kita tidak bisa terlepas dari sosok Nyi Linggi yang ditemani 2 macan tutulnya. Pertanyaannya, siapa kah itu Nyi Linggi?, Menurut masyarakat sekitar, termasuk Maman, salah satu juru kunci Gunung Ciremai, cerita Nyi Linggi memiliki kaitan dengan Sunan Gunung Jati. Pasalnya, setelah Sunan Gunung Jati selesai dari semedinya dan turun dari Gunung Ciremai, Nyi Linggi datang ke Batu Lingga untuk meneruskan pertapaannya Sunan Gunung Jati. Dengan ditemani 2 binatang kesayangannya, yakni 2 ekor macan tutul, Nyi Linggi bermaksud mendapatkan ilmu kedigdayaan dengan cara melakukan sebuah ritual di Batu Lingga, batu besar tempat bersemedinya Sunan Gunung Jati.
Namun, Nyi Linggi gagal mendapatkan ilmu kedigdayaan, ia meninggal sebelum menyelesaikan ritualnya, berselang waktu kemudian, masyarakat sekitar menemukan mayat Nyi Linggi di atas Batu Lingga. Tentang 2 ekor macan tutulnya?, hingga kini masih menjadi misteri, 2 macan tutul itu menghilang entah ke mana, hilang tanpa jejak. Kini, sosok Nyi Linggi masih eksis dalam pembicaraan masyarakat setempat. Banyak pula, para pendaki menuturkan.
bahwa mereka pernah mendapati sosok nenek yang ditemani 2 macan tutul di sekitar area Batu Lingga. 3. Suara Gamelan Jawa Yang Santer Terdengar Oleh Beberapa Pendaki Gunung Ciremai. Bayangkan saat mendaki di tengah hutan yang sepi tiba-tiba kamu mendengar suara gamelan. Hal itu lah yang terkadang dialami oleh para pendaki Ciremai. Konon bunyi-bunyi gamelan kerap membuat pendaki tak fokus sampai hilang arah dan terjatuh ke jurang.
4. Sosok Jalak Hitam Dan Tawon Hitam Yang Muncul Di Pos Pengalap Atau Pos VI. Ada 2 binatang yang menjadi misteri sampai saat ini, binatang tersebut adalah Jalak Hitam dan Tawon Hitam. Jalak hitam yang selalu datang bagaikan hewan penjemput di pos VI atau pengalap, dia akan mengikuti pedaki dari pos pengalap sampai Seruni, dan Tawon Hitam yang selalu mengganggu. Warga sekitar menuturkan, apabila kamu ingin selamat saat mendaki Gunung Ciremai, hendaknya kamu tidak mengusik keberadaan ke-2 binatang misterius ini.
5. Misteri Tanjakan Bapa Tere, Tanjakan yang Paling Menyiksa. Ada 2 alasan yang berbeda, pertama, tanjakan ini bernama Bapa Tere karena tracknya yang garang dan menyiksa, sebagaimana perlakuan seorang ayah tiri kepada anak tirinya. Alasan yang lain adalah, Dahulu, ada seorang ayah tiri yang mengajak anaknya mendaki Gunung Ciremai, saat keduanya turun, nasib naas untuk sang anak, ayah tiri itu membunuh sang anak tepat di atas tanjakan garang ini.
6. Adat Menginjak Bumi, Menghindari Dedemit. Maman, salah satu juru kunci Gunung Ciremai memberikan wejangan, Apabila kamu memasuki wilayah Gunung Ciremai, hendaknya hentikan dulu langkahmu, injaklah bumi sebanyak 3 kali dan ucapkanlah salam, Assalamu'alaikum. Hal ini dilakukan agar kamu terhindar dari keusilan dedemit yang menguasai setiap pos di Gunung Ciremai. Karena dulu banyak sekali manusia-manusia dan kuda mereka yang meninggal karena sudah tidak tahan dengan tugas yang diberikan oleh penjajah Belanda.
7. Pantangan Saat Melakukan Pendakian Di Gunung Ciremai. ada 4 pantangan yang harus kamu jauhi. Menurut mereka, pantangan itu untuk menjaga keselamatanmu selama mendaki atap Jawa Barat ini.
Di antaranya adalah :
> Tidak boleh mengeluh
> Memegang lutut
> Kencing dan buang air besar sembarangan
> Selalu mengucapkan salam saat berjumpa dengan setiap pos pendakian Demikian adalah 7 Misteri Gunung Ciremai Yang Menyebabkannya Menjadi Salah Satu Gunung Paling Angker Di Indonesia. Percaya atau tidak, misteri tetaplah misteri, dia ada namun tiada.