Asal mula pembakuan bahasa Arab seperti sekarang kita kenal
July 11, 2020
Asal mula pengkodefikasian bahasa Arab Al - Qur'an pada saat ini , sudah mudah untuk dibaca dan untuk dihafal. Tidak seperti dulu yang tidak bertitik dan tidak berharakat . Pegkodefikasian atau bisa kita sebut pembakuan bahasa Arab , sudah mulai terjadi di masa Rasulullah , seseorang Badui datang pada Nabi lalu membaca Al Qur'an kemudian menyalahi gramatika atau disebut lahn dalam bahasa Arab.
Seketika itu Rasullullah bersabda " bimbinglah saudaramu karena sesungguhnya dia dalam kesesatan " Pada masa Khalifah Umar juga pernah terjadi kejadian serupa , seorang Badui datang dan berkata " sesungguhnya aku terlepas dari orang - orang musyrikin dan rasul " karena dia membaca surat -at ) ان الله بريء من المشركين ورسوله " bara'ah , pada surat taubah ayat 3 ) Disini seorang badui mengkasrahkan lafadz Rasulullah sehingga athaf pada musrikin.
Lalu Khalifah Umar memanggil seorang Badui tersebut , lalu Badui tersebut menceritakan permasalahannya , dan Khalifah berkata " tidak begitu wahai badui " lalu khalifah membacakan ayatnya dengan , " أن الله بريء من المشركين ورسوله " dengan benar mendlomahkan lafadz rasul sehingga athaf pada bari'un , dan bari'un disitu yang dimaksud adalah Allah, maka mempunyai arti sesungguhnya Allah dan Rasulnya terlepas pada orang musrikin.
Sejak masa Khalifah Umar karena terjadi ekspansi besar-besaran yang meluas dari ujung magrib atau Maroko sampai pada tanah Persia, orang-orang Arab bercampur, bergaul, dan menikah dengan orang- orang non-arab, yang menjadikan ucapan orang Arab tidak fasih lagi. Bahkan yang paling parah sampai pada kesalahan membaca Alquran. Dengan alasan ini dan segudang alasan yang lain, ulama membakukan bahasa arab.
Pada masa Ali ra, beliau mengutus abu Aswad ad- Duali untuk mengurus permasalahan ini, lalu abu Aswad ad-Duwali membakukan tentang i'rab Pada saat itu bahasa Arab masih berupa titik atas untuk menandai dibaca fathah, titik bawah untuk menandai kasrah, titik atas agak geser dikit untuk menandai dlomah. Setelah masa itu masih saja terjadi ttg permasalahan kesalahan gramatika, lalu ulama Nasr bin 'ashim dan Yahya bin ya'mur memberikan pengkodefikasian pada titik huruf-huruf yang berbentuk mirip seperti ba', ta' dan tsa.
Masyarakat masih kesulitan dengan hal ini, lalu imam Kholil bin Ahmad alfarahindi, seorang guru dari imam Sibawaih, beliau mencetuskan harakat pada Al-Qur'an dan bahasa Arab sehingga bahasa Arab dapat kita baca seperti sekarang ini.
Seketika itu Rasullullah bersabda " bimbinglah saudaramu karena sesungguhnya dia dalam kesesatan " Pada masa Khalifah Umar juga pernah terjadi kejadian serupa , seorang Badui datang dan berkata " sesungguhnya aku terlepas dari orang - orang musyrikin dan rasul " karena dia membaca surat -at ) ان الله بريء من المشركين ورسوله " bara'ah , pada surat taubah ayat 3 ) Disini seorang badui mengkasrahkan lafadz Rasulullah sehingga athaf pada musrikin.
Lalu Khalifah Umar memanggil seorang Badui tersebut , lalu Badui tersebut menceritakan permasalahannya , dan Khalifah berkata " tidak begitu wahai badui " lalu khalifah membacakan ayatnya dengan , " أن الله بريء من المشركين ورسوله " dengan benar mendlomahkan lafadz rasul sehingga athaf pada bari'un , dan bari'un disitu yang dimaksud adalah Allah, maka mempunyai arti sesungguhnya Allah dan Rasulnya terlepas pada orang musrikin.
Sejak masa Khalifah Umar karena terjadi ekspansi besar-besaran yang meluas dari ujung magrib atau Maroko sampai pada tanah Persia, orang-orang Arab bercampur, bergaul, dan menikah dengan orang- orang non-arab, yang menjadikan ucapan orang Arab tidak fasih lagi. Bahkan yang paling parah sampai pada kesalahan membaca Alquran. Dengan alasan ini dan segudang alasan yang lain, ulama membakukan bahasa arab.
Pada masa Ali ra, beliau mengutus abu Aswad ad- Duali untuk mengurus permasalahan ini, lalu abu Aswad ad-Duwali membakukan tentang i'rab Pada saat itu bahasa Arab masih berupa titik atas untuk menandai dibaca fathah, titik bawah untuk menandai kasrah, titik atas agak geser dikit untuk menandai dlomah. Setelah masa itu masih saja terjadi ttg permasalahan kesalahan gramatika, lalu ulama Nasr bin 'ashim dan Yahya bin ya'mur memberikan pengkodefikasian pada titik huruf-huruf yang berbentuk mirip seperti ba', ta' dan tsa.
Masyarakat masih kesulitan dengan hal ini, lalu imam Kholil bin Ahmad alfarahindi, seorang guru dari imam Sibawaih, beliau mencetuskan harakat pada Al-Qur'an dan bahasa Arab sehingga bahasa Arab dapat kita baca seperti sekarang ini.