-->

2 Strategi bisnis beli saham ditengah pandemi

ditengah situasi seperti sekarang ini kita harus pintar-pintar memilih saham yang tidak terdampak pandemi. Sebelum membeli saham juga harus dilihat baik buruknya Misalnya  ditengah situasi covid penjualan alat olahraga pribadi (seperti barbel) mengalami peningkatan sangat drastis dimana-mana, mungkin sekarang kita jadi semangat olahraga di rumah. sengaja ini bahas “Barbel"! karena bakal ada hubungan dengan strategi investasi yang ingin perkenalkan.


SECARA GARIS BESAR, ADA 2 STRATEGÄ° UTAMA YANG DAPAT KALIAN LAKUKAN PADA INVESTASI SAHAM DITENGAH PANDEMI: 
1. Beli saham yang bisnisnya jelas-jelas tidak terdampak ditengah pandemi atau malah makin bagus: Contohnya UNVR ICBP TLKM MYOR INDF, dll. Cuman, kalau pakai cara ini kalian tidak bisa mengharapkan diskon sangat besar pada valuasinya, kan resikonya juga relatif lebih rendah.

2. Beli saham yang bisnisnya terdampak di tengah covid (hardest hit) namun dijual di valuasi yang super murah dan memiliki daya tahan keuangan yang kuat (high cash low debt). Jika menggunakan cara ini, tentunya kita akan melihat kekuatan neraca emiten dan kemampuan mengembalikan pendapatan (earnings recovery) ketika semua masalah virus corona ini selesai.

Jadi kalian lebih suka cara yang mana? Low risk (defensive stock) atau high risk (hardest-hit stock). Tenang, kalian ga harus milih, kalian bisa beli keduanya. Ini adalah sebuah logika dari Barbell Investment Strategy. Metode ini ditemukan oleh Nassim Nicholas Thaleb, seorang ahli statistik yang sangat terkenal di crash 2007-2008 Dasar dari pemikirin dia adalah: Jika kita sebagai manusia rawan akan kesalahan prediksi dan analisa, dan mengakui bahwa banyak kekurangan di metode analisa resiko saham, cara terbaik menjadi investor adalah menjadi SUPER KONSERVATIF dan SUPER AGRESIF di saat bersamaan, dan bukan setengah-setengah. Maksudnya gimana? Yuk lanjutt.

Jadi dengan strategi ini kita bisa membagi porto kita secara 50:50 (atau proporsi lain) kepada saham yang kita anggap sangat defensif (low beta) dan saham yang sangat agresif (high beta), contoh: ICBP UNVR BBNI BBRI atau kombinasi yang lain. Kita juga bisa menggunakan logika barbell strategy terhadap alokasi multi aset: misal 50% uang kita ditempatkan pada instrumen yang super aman seperti obligasi pemerintah dan sisanya pada instrumen saham yang merupakan kelas aset paling agresif.

Selain menggunakan strategi barbel, teknik valuasi yang relevan juga sangat penting ditengah pandemi. Contoh, ditengah pandemic, sudah hampir pasti pencapaian laba pada kuartal 2-2020 akan mengalami penurunan yang signifikan, yang tentunya akan membuat P/E banyak saham mendadak mahal. Apakah masih relevan menggunakan P/E, apa lebih relevan menggunakan P/BV? Atau jangan-jangan ada teknik valuasi yang cocok..

Yuk kita diskusi hal ini panjang lebar dengan Bro Arfan Karniody selaku Direktur Investasi dari PT Trimegah Asset Management, yang tentunya sudah punya pengalaman panjang di pasar modal Indonesia dengan dana kelolaan sekitar Rp14 Triliun. Yuk bagikan feed ini kepada kerabat kita yang mau mendapatkan informasi terkini terkait pasar saham Indonesia.




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel