-->

Sejarah sebenarnya prabu kian Santang dan prabu Siliwangi

Sejarah sebenarnya prabu kian Santang dan prabu Siliwangi
Sejarah menyebutkan asal usul prabu kian Santang berbeda beda menurut versinya
Kian Santang" dan "Kian Sancang" sering disamakan sebagai sosok yang sama. Gelar Kian berasal dari Rakeyan atau Rakian atau kalau dalam budaya Jawa disebut Raden (dari kata Rahadyan). Sebenarnya kedua nama tersebut adalah orang yang berbeda.


Kesamaan keduanya sama-sama memeluk agama Islam. Kemiripan keduanya adalah dari keluarga kerajaan Sunda. Namun berbeda zaman. Rakeyan Santang, Kian Santang, Raden Sangara atau Syeh Sunan Rohmat Suci adalah putra Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja (1482 - 1521 M). Raja Pakuan Pajajaran dengan Nyi Subang Larang, Pernikahan Prabu Siliwangi dengan Nyi Subang Larang dinikahkan oleh Syekh Quro Karawang. Dari pernikahan Sri Baduga Maharaja dengan Nyi Subang Larang dikarunia 3 orang anak, yaitu;

1. Walangsungsang (Raden Cakrabuana)
2. Rara Santang (Nyi Syarifah Muda'im - Ibu Sunan Gunung Jati)
3. Kian Santang (Raden Sangara) Rakeyan Sancang (Kian Sancang) Pemeluk Islam Pertama Pasundan - Indonesia.

Rakeyan Sancang (lahir tahun 591 M) putra Raja Kertawarman (Kerajaan Tarumanagara 561 - 618 M). Raja Suraliman Sakti (568 – 597 M) Putra Manikmaya cucu Suryawarman Raja Kerajaan Kendan adalah saudara sepupu Rakeyan Sancang. Rakeyan Sancang inilah yang sering dirancukan dengan Rakeyan Santang atau Raden Sangara putra Sri Baduga Maharaja Pajajaran (1482 - 1521 M), yang menurut Babad Godog di Garut terkenal dengan
sebutan Prabu Kian Santang atau Sunan Rohmat Suci. Waktu Kisah Kian Santang Berbeda dengan Kian Sancang.

Kisah Kian Sancang (tahun 561-618 M) sering campur aduk dengan Kian Santang (1427 M) - Babad Cirebon. Kian Sancang zaman Kerajaan Tarumanegara, sedangkan Kian Santang zaman Kerajaan Pajajaran. Rentang waktu keduanya terpaut jauh, lebih kurang 800 tahun. Prabu Siliwangi Dikejar Kian Santang? atau Kian Sancang Mengejar Prabu Sudhawarman? Di pesisir selatan wilayah Tarumanegara (Cilauteureun, Leuweung / Hutan Sancang dan Gunung Nagara) secara perlahan Islam diperkenalkan oleh Rakeyan Sancang, ketika itu yang mau menerima Islam sedikit sekali.
Upaya Rakeyan Sancang menyebarkan Islam terdengar oleh Prabu Sudhawarman, yang dinilai bisa mengganggu stabilitas pemerintahan, timbulah pertempuran yang ketika itu Senopati Brajagiri (anak angkat Sang Kertawarman) turut memimpin pasukan. Rakeyan Sancang unggul, Prabu Sudhawarman sempat melarikan diri dan dikejar Rakeyan Sancang, tapi tusuk konde Rakeyan Sancang jatuh pertempuran terhenti kemudian mereka saling menceriterakan silsilah sehingga ada pengakuan Rakeyan Sancang anak Sang Kertawarman. Peristiwa tersebut berkembang menjadi ceritera dari mulut ke mulut yang menyatakan Kian Santang/ Prabu Kian Santang mengejar bapaknya Prabu Siliwangi untuk di Islam-kan.

Jadi yang mengejar Rajanya adalah Kian Sancang terhadap Prabu Sudhawarman
dari Tarumanegara. Bukan Kian Santang terhadap Prabu Siliwangi dari Pajajaran. Apalagi dalam kisah lain dikatakan bahwa Prabu Sliwangi beragama Islam? Terlepas Islam atau tidaknya saat itu, Prabu Siliwangi menghadiri penobatan Raja Cirebon, anak pertamanya dari Nyi Ratu Subang Larang yaitu Prabu Walangsungsang di Cirebon. Artinya, Prabu Siliwangi sama sekali TIDAK MEMUSUHI ISLAM. Berbeda dengan Prabu Sudhawarman yang MEMUSUHI ISLAM yang disebarkan oleh Kian Sancang.

Mengenai siapa pemeluk Islam pertama di tataran Sunda, Pangeran dari Kerajaan Tarumanagara, yang bernama Rakeyan Sancang. Yang bertemu dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a adalah Kian Sancang, bukan Kian Santang. Untuk kisah ini, silahkan baca: "Rakeyan Sancang (Kian Sancang) Pemeluk Islam Pertama Pasundan-Indonesia" Rakeyan Sancang disebutkan hidup pada masa Imam Ali bin Abi Thalib r.a. Sumber lainnya menyebutkan (640 M) Rakeyan Sancang tidak sempat berkelahi dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. namun menyatakan kalah karena tidak mampu mencabut tongkat Sayyidina Ali r.a yang hanya menancap di tanah berpasir.

Sejak itulah Rakeyan Sancang menyatakan dirinya masuk Islam kemudian meneruskan berguru kepada Sayyidina Ali r.a. Rakeyan Sancang diceritakan, turut serta membantu Imam Ali bin Abi Thalib r.a dalam pertempuran menaklukkan Cyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta ikut membangun kekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M) mendapatkan bantuan dari seorang tokoh asal Asia Timur Jauh. Cerita rakyat turun-menurun dari mulut ke mulut bahwa Kian Santang abad ke 15 yang bertemu dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a tahun 599-661 dan mengejar bapaknya Prabu Siliwangi untuk di Islam-kan. Hal ini terkait dengan siapa pemeluk Islam pertama di tataran Sunda, yakni dengan nama yang serupa dengan Pangeran dari Kerajaan Tarumanegara, yang bernama Rakeyan Sancang atau Kian Sancang (lahir 591 M) putra Raja Kertawarman (Raja Kerajaan Tarumanagara 561 - 618 M) saudara sebapak Raja Suraliman Sakti (568-597) Putra Manikmaya cucu Suryawarman Raja Kerajaan Kendan.

Catatan: Hasil Pernikahan Prabu Siliwangi dengan Ratu Subang Larang tahun 1404 M dikaruniai 3 orang anak, yaitu: 1. Pangeran Walangsungsang (1423 M) 2. Nyimas Rara Santang (1427 M) 3. Pangeran Kian Santang (1429 M) Tiga putra inilah kelak kemudian hari akan membabad/membangun pedukuhan Banten, Garut, Ciamis, Cirebon yang berlangsung pada tanggal 1 Syuro tahun 1445. Pangeran Walangsungsang dilahirkan pada tahun 1423 M di Istana Pajajaran, ayahnya bernama Prabu Siliwangi, raja ke-9. Sedangkan ibunya, Ratu Subang Larang yang memeluk agama Islam di Pengguron Syekh Quro Karawang, Jawa Barat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel